Minggu, 03 Januari 2010

lucky nerd


Selvi

Ruang Kelas, pkl 15.00

‘Ya sekian saja pelajaran kita untuk hari ini.’ Kata Pak Robert sambil menutup bukunya yang tebalnya sekitar 1000 halaman itu. Bukunya memang tebal persis seperti kacamatanya.

’Jangan lupa kerjakan tugas kalian, minggu depan sudah harus selesai dan dikumpul.’ ia melepas kacamatanya, menghabiskan air di gelasnya dan bergegas menuju keluar kelas.

Para mahasiswa dan mahasiswi di kelas itu pun riuh, sibuk dengan pembicaraan mereka masing – masing. Ada yang sibuk membicarakan tugas, ada yang membicarakan masalah kelompok, dan ada yang mengajak temannya untuk ke kantin. Beberapa langsung keluar kelas entah menuju kemana. Selvi, malah sedang sibuk mencari dan mengorek tasnya.

’Cari apa Sel?’ tanya Gita salah seorang teman Selvi.

’Ini nih dompet gue..kok ga ketemu ya gue cariin dari tadi..’

’Lu lupa kali taro dimana..’ kata Gita sambil mencoba membantu.

’Gak kok..jelas-jelas tadi gue taro di tas..terus kan gue tinggal ke WC, eh gue gak cek lagi..sekarang gue mau balik, gue liat uda ga ada..’

’Tadi pas lu ke WC ada orang laen ga di kelas?’ tanya Gita.

’Hmmm..cuma si Michael sih tuh..’ kata Selvi sambil menunjuk ke seorang pemuda.

Michael adalah seorang mahasiswa angkatan tua. Wajahnya jauh dari ganteng. Rambutnya belah tengah dengan kilatan yang mencolok akibat minyak rambut. Kacamatanya tebal seperti orang dengan minus diatas 10. Giginya tonggos seperti layaknya Omas. Tingginya pun hanya sekitar 160an dengan perut yang gemuk. Membuat ia terlihat sangat cupu dan jarang yang mau dekat dengannya.

’Masa sih Sel itu orang punya nyali buat nyolong?’ Gita mengerinyitkan dahinya.

’Gak tau juga deh Git..Yah seinget gue sih cuma ada dia..’

’Dompet loe yang warna pink itu kan? Yang lu bawa tiap hari, yang memanjang gitu..iya kan?’

’Iya Git..lu kira gue punya berapa dompet..’

’Gini deh daripada bingung-bingung mendingan lu sekarang lapor satpam depan, biar ditempel di papan pengumuman kalau dompet loe ilang..siapa tau ada yang nemuin.’ Kata Gita sambil menggendong tasnya sendiri.

’Iya juga sih.. Ya udah kalo gitu gue ke depan dulu deh Git..’ Selvi pun menyelempangkan tasnya.

’Loe mau pake duit gue dulu ga Sel buat balik?’ tanya Gita.

’Gak usah deh Git, biar gue telpon orang rumah aja buat jemput gue..’

’Yakin?’

’Iya..udah pulang lu sana..’ kata Selvi.

’Ya udah..bye..sampe besok ya..’ Gita melambaikan tangan seraya berlalu.

Selvi pun melambaikan tangan dan berjalan ke arah luar. Kelas memang sudah mulai sepi. Tersisa sekitar beberapa orang yang masih sibuk mencatat. Ada seorang lagi yang masih sibuk dengan handphone nya. Ada yang sedang ngobrol satu sama lain. Ada pula Michael yang sedang membuka tasnya, untuk kemudian merapikan buku-bukunya. Tuukk..sebuah dompet berwarna pink jatuh dari selipan bukunya. Dengan sigap ia memungut dompet itu, memasukkan kembali ke tasnya, dan segera berlalu keluar. Takut, kalau-kalau ada yang melihat kejadian barusan. Selvi sendiri adalah seorang mahasiswi berumur 20 tahun. Rambutnya hitam panjang dengan kulit putih yang halus karena rajin dirawat. Tingginya kurang lebih 160 dengan berat yang ideal sehingga badannya pun kurus. Dadanya memang tidak besar namun kencang dan padat. Tidak heran banyak yang menginginkan untuk menjadi pacarnya namun ia memang pemilih sehingga masih jomblo sampai sekarang. Hari itu Selvi mengenakan kemeja hijau tangan pendek, dilengkapi dengan celana panjang jeans dan rambut dibiarkan tergerai.

**********************

Lobby kampus

’Pak saya mau lapor donk..tadi saya kehilangan dompet di kelas..’ kata Selvi sambil melapor kepada satpam yang sedang duduk di belakang meja.

’Ilang di kelas mana?’ tanya satpam itu dingin.

’Di B10 pak..’

’Nih diisi formulirnya..nanti kalau sudah baru ditempel di papan pengumuman..’ kata satpam hitam, gemuk, dan berkumis itu sambil menyodorkan selembar kertas untuk diisi.

Selvi pun mengeluarkan pulpen dari dalam tasnya kemudian mengisi form tersebut dengan cepat. Setelah selesai, dikembalikannya form tersebut.

’Nih pak..’

Si satpam itu melihat form tersebut dan kemudian berkata, ’Ya udah nanti saya tempel..’

’Makasih pak..’ kata Selvi berlalu.

Selvi menuju ke depan lobby dan mengeluarkan handphone nya sambil memencet tombol yang ada.

’Halo..mama, bisa jemput aku sekarang gak?’ tanya Selvi kepada sang mama melalui HP nya.

’Aduh, mama masi di supermarket nih..kamu kenapa gak pulang pake taksi aja?’

Selvi pun menjelaskan panjang lebar dengan detail runtutan kejadian yang menimpanya. Mama nya pun cukup marah dan kecewa karena kecerobohan Selvi tapi akhirnya ia bilang bahwa ia akan segera menjemput.

’Makasih ya ma..bye..’ Selvi pun menutup HP nya.

Selvi melihat jam tangannya, sudah hampir jam setengah 4 rupanya dan ia harus menunggu sekitar 1 jam sekarang akibat kecerobohannya. Ia pun berpikir andai saja ia tidak seceroboh itu, pasti sekarang sudah bisa pulang dan ia tidak perlu khawatir seperti sekarang. Di jam-jam sore seperti ini keadaan kampus memang sudah sepi. Ia pun hanya berharap semoga dompetnya bisa segera ditemukan.

’Be-belom balik Sel?’ terdengar suara berat yang terbata-bata membuyarkan lamunannya, dilihatnya ke samping dan ternyata Michael sudah ada di sebelahnya.

’Belom nih..gue nungguin nyokap gue..’ kata Selvi malas-malasan.

’Mau..mau gue temenin ga? Atau mau gue anterin?’ tanya Michael.

’Gak..gak usah..udah lu balik duluan aja sana..’ kata Selvi.

’Eh tugas kelompok kita gimana ya Sel?’ kata Michael basa-basi.

’Gak tau nih..masih minggu depan juga kan? Gue sih udah cari bahan paling tinggal di edit aja.. lu cari bahan juga donk..’

‘Ya udah gue coba cari jawaban yang kasus 2 deh..ok?’

‘Sip..boleh banget tuh..’

‘O iya Sel, gue boleh minta no HP loe gak? Jadi nanti kalo tugas yang gue udah selesai, gue bisa SMS lu buat kasih tau..’ kata Michael sambil mengeluarkan HP nya.

Selvi pun mengangguk dan memencet no telpon nya sendiri di HP Michael.

‘Thanks ya Sel..’

Selvi pun hanya tersenyum. Michael pun berpamitan dengan alasan mau mengambil tasnya yang masih ada di ruang basement. Selvi kembali melihat jam tangannya yang seolah-olah tidak mau bergerak itu. Tapi tiba-tiba ia dikagetkan oleh getaran HP nya sendiri. Ia semakin kaget membaca isi SMS di HP nya.

“Sel, dompet lu di gue..ke B5 sekarang..”

Begitu saja isi SMS nya. Tanpa curiga, Selvi pun bergegas bangkit dan menuju ke ruang yang dimaksud.

******************************

Ruang B5

Selvi pun berjalan tergesa-gesa ke ruang B5 karena senang campur panik ia tidak berpikir panjang lagi memang. Dibukanya pintu kelas itu dan ia kembali terkejut melihat yang ada di dalam kelas itu.

’Michael?’ kata Selvi.

Michael pun hanya senyum-senyum. ’Duduk Sel..’ kata Michael mempersilahkan.

’Ja-jadi lu yang nemuin dompet gue?’ tanya Selvi.

’Iya Sel..’

’Wah thanks banget ya..sekarang mana dompet gue?’ kata Selvi gembira.

’Eits tunggu Sel..jangan seneng dulu..gue mau balikkin dompet loe..asal…’

’Asal apa?’ tanya Selvi curiga.

Michael pun memajukan wajahnya. ‘Asal loe mau oralin punya gue nih..’ kata Michael sambil menunjuk ke arah selangkangannya.

Pllaaakkk..sebuah tamparan pun mendarat di pipi Michael. ‘Eh emang loe pikir gue cewek apaan??!!’ kata Selvi marah.

‘Ah jangan pura-pura suci deh Sel..gue tau kenapa lu begitu panik pas dompet loe ilang.. gue udah liat seluruh isinya..’

Selvi pun mulai merasa kalah dan lemas sekali rasanya rahasianya diketahui oleh orang seperti ini.

’Gimana Sel? Jangan kelamaan mikir.. gue ga mau yang laen selain servis mulut lu..’ kata Michael.

Selvi pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia berlutut di depan Michael dan dengan tangan yang sedikit bergetar ia membuka celana panjang bahan yang dikenakan Michael. Setelah diturunkannya celana itu sampai ke betis, ia membuka celana dalam yang dikenakan pria itu pula. Tampak lah penis Michael yang hitam dengan bulu lebat serta kepala yang tidak disunat. Yang paling mencolok adalah baunya yang tidak sedap. Panjangnya cukup panjang juga. Selvi pun mulai menggenggam benda itu dengan tangannya lalu dikocoknya dengan tangan yang halus.

’Sssssssshhhhhhhhh… tangan lu halus banget Sel..’ kata Michael sambil memejamkan matanya.

Selvi tidak peduli dengan pujian itu, ia malah semakin mempercepat kocokannya sehingga penis Michael pun ber-ereksi di tingkat maksimal. Terkadang dipijitnya juga buah zakar yang tergantung bebas itu.

’Sel, buka baju lu donk..’ kata Michael.

’Hah?’

’Uda gak usah banyak tawar menawar..cepetan !!’ kata Michael membentak.

Selvi pun melepaskan genggamannya dan mulai melucuti kemeja yang dipakainya berikut bra putih yang melindungi dadanya.

’Bagus-bagus.. sekarang isep donk punya gue.. masa pake tangan doank..’ protes Michael.

Selvi pun mendekatkan kepalanya ke arah benda hitam itu, baunya membuat ia ragu-ragu. Karena tidak sabar, Michael pun mendorong kepala Selvi ke selangkangannya. Akhirnya ia pun membuka mulutnya dan mulai memberikan servis oral.

’Mmmmhhhh..kan gitu enak..’

Sambil memejamkan mata, Selvi pun memaju mundurkan kepalanya. Lama-lama ia pun terbiasa dengan bau tidak sedap itu. Lidahnya mulai menari nari. Dirasakannya Michael mendaratkan kedua tangannya di gunung kembarnya itu. Remasan dan tarikan dilakukan Michael untuk memberikan rangsangan tambahan.

’Mmmmhhhhhhh..’ Selvi pun mendesah keenakan.

’Keenakan juga ya loe Sel..pentil loe aja ampe ngaceng gini..’ kata Michael sambil menarik puting berwarna pink kemerahan itu.

Selvi tidak mengindahkan kata-kata dari Michael dan terus saja mengoral sambil berharap Michael cepat keluar. Michael pun tidak mau kalah dengan terus menggerakkan pinggulnya bahkan terkadang kepala penisnya menghantam kerongkongan Selvi.

’Mmmmhhhhhh…’ Selvi semakin kewalahan.

Hingga akhirnya Michael pun menarik kepala Selvi supaya menghentikan gerakannya. Air liur Selvi pun berceceran di penis Michael dan bibir tipisnya sendiri. Michael menyuruhnya membuka celana panjangnya dan rebah di lantai.

’Tadi kata lu cuma oral..’ Selvi mencoba protes.

’Udah deh Sel..protes mulu..cepetan.. atau mau gue sebarin nih yang ada di dompet loe?’ ancam Michael.

Selvi pun menggeleng dan bergegas membuka celana panjangnya berikut celana dalam warna hitamnya. Michael berdecak kagum melihat pemandangan di depannya. Seorang wanita cantik berkulit putih dengan rambut yang indah. Serta dada yang padat dan kencang, plus vaginanya yang indah tanpa ditutupi rambut. Pria itu meraih payudara kanan Selvi dan meremasnya.

”Wuih…montok banget Sel!” katanya

Selvi hanya menundukkan wajahnya pasrah menerima perlakuan pria itu. Michael menunduk dan mulai menciumi payudaranya. Desisan halus terdengar dari mulut gadis itu merasakan sensasi nikmat ketika lidah Michael menyapu putingnya yang sensitif. Michael menggiringnya ke sebuah meja di belakang Selvi, secara refleks gadis itu menaikkan pantatnya ke tepi meja tersebut. Michael semakin bernafsu mengenyoti payudaranya, bukan itu saja, tangannya pun bergerilya menjelajahi lekuk-lekuk tubuhnya yang indah itu. Darah gadis itu semakin berdesir ketika tangan pemuda itu membelai punggungnya dan pahanya. Tangan itu menyusuri pahanya yang mulus menuju ke kemaluannya.

”Eeenngghh!” lenguh Selvi ketika tangan itu menyentuh vaginanya yang licin tak berambut.

Tanpa perlawanan Selvi menurut saja ketika Michael mengangkat kaki kirinya sehingga posisinya mekangkang di meja. Ciuman pemuda gendut itu makin turun ke perutnya yang rata ke tujuan akhir yaitu vaginanya yang terbuka bebas itu.

”Ooohh…Mike, geli aahh!” erang Selvi sambil meremasi rambut Michael yang berminyak itu.

Ia tidak perduli lagi siapa pemuda yang telah melecehkannya itu. Michael terus menjilati kelentitnya dan memasuki satu jari tangan kanannya ke dalam vaginanya, lalu menggerakkannya keluar masuk. Selvi betul-betul keenakkan. Ia menggerakkan pantatnya mengikuti gerakan jarinya itu. Tak lama kemudian sesuatu meledak dalam dirinya.

“Aaa..gh.. gua mau kelua.. ar..!” air kenikmatannya meleleh dari vaginanya membasahi jari dan mulut pemuda gendut itu yang langsung menghisapnya dengan rakus.

”Sssllrrrppp…eemmhh…gurih Sel, enak banget rasanya” komentarnya setelah menyeruput habis cairan bening hangat itu.

Selvi merasa jijik melihat wajah Michael yang bergigi tonggos dengan mulut masih belepotan cairan vaginanya. Pemuda itu lalu bangkit berdiri dan menunjukkan jari-jarinya yang belepotan cairan itu di depan wajah Selvi.

”Liat Sel…banjir banget…coba lu rasain, enak deh!” katanya seraya menyodorkan jari telunjuk dan tengahnya di depan bibir gadis itu.

Dengan agak ragu, Selvi membuka mulutnya membiarkan kedua jari itu masuk.

”Rasain Sel…rasain gurihnya peju lu sendiri!” perintahnya, ”nah gitu Sel, emut pelan-pelan gitu yah!!”

Ingin rasanya Selvi menggigit jari itu sampai putus daripada mengemutnya, tapi apa gunanya? Apakah dengan itu ia lantas bisa lolos darinya atau malah lebih menambah kesulitannya. Sepertinya kemungkinan kedua lebih besar sehingga ia pun harus mengikuti kemauan pemuda tak tahu malu itu. Dijilatinya jari itu yang belepotan cairan vaginanya sendiri seperti mengoral penis pemuda itu hingga jari itu ditarik keluar pelan-pelan dari mulutnya.

”Aah…gitu Sel gua suka gaya lu, mmmm!” habis berkata Michael langsung melumat bibirnya.

Kembali ia harus pasrah ketika pemuda gendut itu memainkan lidahnya di rongga mulutnya. Aroma kewanitaannya juga terasa di mulutnya. Ckkk…ckkk…terdengar suara ludah mereka berdecakan. Di tengah percumbuan yang panas itu, Selvi merasakan kepala penis Michael yang seperti jamur itu menempel di bibir vaginanya.

”Eemmmhh!!” desahnya ketika benda tumpul itu melesak masuk membelah bibir vaginanya.

Ia memeluk pemuda gendut itu makin erat sambil berusaha melepaskan diri dari cumbuannya. Namun Michael terus memburu bibirnya sehingga baru lepas sebentar mulutnya sudah kembali dilumat olehnya. Tubuhnya mengenjang merasakan proses penetrasi itu hingga akhirnya penis itu tertancap seluruhnya pada vaginanya.

”Hihihi….peret bener Sel, memek lu bener-bener sip!” sahut Michael sambil tersenyum menjijikkan.

”Aaahh!” erangan itu terlontar dari mulut gadis itu merasakan sentakan pinggul Michael untuk yang pertama kali.

Birahinya sudah naik hingga ubun-ubun sehingga ia tidak lagi menghiraukan celotehan si gendut yang melecehkannya itu. Birahinya menuntut pemuasan yang maksimal. Itulah mengapa ia tidak melakukan perlawanan sedikitpun saat Michael mulai menggenjoti vaginanya. Desahan kenikmatan terus keluar dari mulutnya yang ternganga, matanya merem-melek dengan wajah menatap langit-langit ruang kuliah itu. Sambil menggenjot mulut pemuda gendut itu tak henti-hentinya menciumi mulut, leher, pundak, hingga belakang telinga Selvi seakan ingin menelan tubuhnya saja. Serbuan-serbuan beruntun pada setiap titik sensitifnya tersebut semakin menghanyutkan Selvi ke lautan birahi tanpa mempedulikan bahwa dirinya sedang mengalami perkosaan.

Setelah seperempat jam menyetubuhi gadis itu di meja, Michael bermaksud ganti gaya, ia menarik lepas penisnya dari vagina Selvi seraya berkata terengah-engah

”Ganti gaya Sel, sekarang lu yang goyang ya, gua mau ngerasain goyangan lu!”

Ia menjatuhkan pantatnya ke sebuah kursi terdekat lalu menepuk pahanya sendiri sambil duduk sebagai tanda agar Selvi naik ke atasnya. Tanpa diperintah lagi, Selvi turun dari meja dan naik ke pangkuan si gendut itu. Tangan kiri Michael menyusup ke bawah badan Selvi dan berhenti jemarinya ketika berada di belahan selangkangan pahanya. Jarinya bergerak membelai belahan kemaluan gadis itu yang telah basah. Selvi yang telah terangsang berat pun tidak tawar menawar kali ini dan segera mengarahkan senjata Michael ke lubangnya sendiri.

’Mmmmhhhhhhh.. ooouuuuuuggghhhhhhh…’ lendir dari vaginanya yang sudah banyak membuat proses penetrasi tidak lama dan tidak sulit.

’Oooouuuuuhhhhh..’ dengan sekali hentakan saja, amblas lah semua penis Michael ditelan vagina itu.

Setelah dirasakannya penisnya masuk, Michael pun mulai menggerakan pinggulnya sambil berpegangan pada pinggang Selvi yang ramping. Selvi pun berpegangan pada bahu Michael dan mulai menggerakkan pinggulnya sendiri.

’Ahh..ah…ah…ah..’ Selvi mulai mendesah nikmat.

Melihat dada Selvi yang tergantung bebas, ia pun mencaplok antara yang kanan dan kiri bergantian. Ia menyusu seperti layaknya bayi. Terkadang digigitnya pelan puting yang menegang itu.

’Sssssshhhhhhh…mmmmmmmhhhhhhh…’ membuat yang empunya keenakkan dan menggigit bibirnya sendiri.

Selvi pun semakin liar gerakannya. Pinggulnya ia gerakan naik turun dan gerakan berputar dengan cepat. Desahannya pun makin menjadi. Michael pun menyuruh menaikkan kedua tangannya agar ia bisa dengan leluasa menjilati ketiak wanita itu. Dilihatnya dua ketiak yang putih bersih dan tanpa bulu. Bahkan baunya pun tetap harum padahal Selvi sudah berkeringat dan rambutnya sudah kusut kemana mana. Badannya memang mulai mengkilat karena keringat.

’Sllluurrrrpppp..’ Michael pun melakukan jilatan bergantian kiri dan kanan. Hisapan dan gigitan juga dilakukannya.

’Ahh..ahhh..ahhh…aaaaaaaahhhhhhhhhhhh’ Selvi pun tidak kuat lagi bertahan dan orgasme.

’Wah uda keluar lu Sel..’ kata Michael sambil tertawa.

Selvi pun memalingkan wajah karena malu, meskipun ia sebenarnya merasa keenakan.

’Sini rangkul gue..’ kata Michael.

Selvi pun menurut, sambil mencoba memulihkan tenaga. Tiba-tiba Michael pun berdiri, menggendongnya dan menggenjot dalam posisi berdiri. Selvi pun merangkulnya kuat-kuat karena takut jatuh.

’Lu harum banget sih Sel..’ kata Michael sambil terus menggenjot.

Selvi pun menjawab lemah sambil terus mendesah. Dirasakannya penis Michael menghantam sampai mentok. Semakin lama gerakan Michael semakin cepat dan Selvi pun menyadari Michael sudah mau keluar.

‘Mike, di-di luar aja ya keluarnya..’ kata Selvi berbisik.

Michael pun mengangguk dan merebahkan Selvi di lantai. Ia meneruskan genjotannya sekitar lima menit ke depan hingga akhirnya menarik lepas penisnya dari vagina gadis itu. Dikocoknya penisnya sendiri dekat mulut Selvi. Selvi pun merespon dengan membuka mulutnya. Tidak sampai 5 menit, Michael memuntahkan laharnya ke dalam mulut Selvi. Begitu banyaknya sampai ada yang mental ke rambut dan wajahnya Selvi. Setelah itu, ia pun terduduk dan tertawa penuh kemenangan.

’Mike, dompet gue mana?’ kata Selvi.

Tapi Michael tidak menjawab dan memakai celananya sendiri, lalu mengangkat tasnya dan berlalu sambil mengambil bra dan celana dalam Selvi. Sebelum keluar, ia melempar dompet Selvi ke arah wanita itu yang masih tergeletak di lantai. Ia pun keluar dan Selvi dengan lemah memeriksa isi dompetnya yang ternyata memang masih lengkap semua.

THE END..OR..NOT ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar